27 DECEMBER

Ku lihat awan berselimut kepedihan
Ku ratapi ketakberdayaan saudara
Terlelap, terjaga lalu berlari hindari kematian
Terengah-engah di tengah hujan timah kecil
Bernafaskan fosfor putih
Terpentalkan cairan panas membakar
Namun hingga takbir membahana
Kehidupan akan berlanjut
Perjuangan tak akan habis ujung waktu
Berjuang melawan penjajahan
Hanya Allah SWT yang memberikan ketegaran
Tapi tangan ini . . .
Hanya mampu mengadah
Berharap saudara hidup dengan layak

Analisis puisinya:
27 DECEMBER merupakan waktu dimana israel menyerang palestina di penghujung tahun 2008 hingga awal tahun 2009. Puisi ini mendeskripsikan tentang kepedihan perang yang terjadi. Betapa sang penulis puisi ini tak berdaya melihat kondisi yang tak manusiawi tersebut. Dimana begitu beratnya hidup dalam penjajahan seperti itu. mereka harus berlari dari terjangan peluru, bom fosofor, gas dan lainnya untuk tetap hidup. Namun sang penulis puisi tak bisa bertindak banyak. Hanya mampu berdoa untuk kelayakan hidup saudaranya.