PERGESERAN BAHASA INDONESIA


FENOMENA PERGESERAN BAHASA INDONESIA DI ERA GLOBAL DAN 
IMPLIKASI TERHADAP PEMBELAJARAN


Pergeseran bahasa berkaitan dengan fenomena sosiolinguistik yang terjadi akibat adanya kontak bahasa. Pergeseran bahasa menyangkut masalah penggunaan bahasa oleh sekelompok penutur yang bisa terjadi akibat perpindahan dari satu masyarakat tutur ke masyarakat tutur lain. Apabila seseorang atau sekelompok penutur pindah ke tempat lain yang menggunakan bahasa lain, dan berinteraksi dengan masyarakat tutur di wilayah tersebut, maka akan terjadilah pergeseran bahasa. Kelompok pendatang umumnya harus menyesuaikan diri dengan menanggalkan bahasanya sendiri dan menggunakan bahasa penduduk setempat. Dengan kata lain, Para pendatang cenderung menyesuaikan diri dengan bahasa interlokutor. Proses pergeseran bahasa ini bisa saja diawali oleh sejumlah kecil penutur dan baru dikatakan pergeseran penuh ketika sejumlah kelompok atau guyub ikut serta melakukan penyesuain bahasa.
Pergeseran bahasa biasanya terjadi di negara, daerah, atau wilayah yang memberi harapan untuk kehidupan sosial ekonomi yang lebih baik, sehingga mengundang imigran untuk mendatanginya. Misalnya, kota metropolitan Jakarta yang identik dengan kota yang menjanjikan seseorang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik sehingga mendorong warga masyrakat dari berbagai daerah untuk datang berbondong-bondong ke sana. Salah satu contoh, warga Makassar yang melakukan migrasi ke Jakarta, secara perlahan karena adanya tuntutan situasi, kondisi, dan kebutuhan maka mereka akan berpindah mempergunakan bahasa mereka ke bahasa Indonesia.
Peristiwa pergeseran bahasa yang tejadi pada akhirnya akan berujung pada dua hal, yakni apakah bahasa resepien yang mengalami pergeseran tersebut mengalami pergeseran yang berujung pada kepunahan atau tetap bertahan dengan memungsikan dua bahasa (menjadi dwibahasa).

1.      URAIAN MASALAH

Arus global berimbas pula pada penggunaan dan keberadaan bahasa Indonesia di masyarakat. Penggunaan bahasa di dunia maya, internet, facebook misalnya, memberi banyak perubahan bagi sturktur bahasa Indonesia yang oleh beberapa pihak disinyalir merusak bahasa itu sendiri. Berlandaskan alasan globalisasi dan prestise, masyarakat mulai kehilangan rasa bangga menggunakan bahasa nasional. Tidak hanya pada rakyat kecil, ‘krisis bahasa’ juga ditemukan pada para pejabat negara. Kurang intelek katanya kalau dalam setiap ucapan tidak dibumbui selingan bahasa asing yang sebenarnya tidak perlu. Hal tersebut memunculkan istilah baru, yaitu ‘Indoglish’ kependekan dari ‘Indonesian-English’ untuk fenomena bahasa yang kian menghantam bahasa Indonesia.
Sekarang ini penggunaan penggunaan bentuk ‘Inggris’ sudah banyak menggejala. Dalam bidang internet dan komputer kita banyak menggunakan katamendownload, mengupload, mengupdate, dienter, direlease, didiscount, dan lain sebagainya. Tidak hanya dalam bidang komputer saja, di bidang lain pun sering kita jumpai. Selain bahasa Asing, kedudukan bahasa Indonesia juga semakin terdesak dengan pemakain bahasa-bahasa gaul di kalangan remaja. Bahasa gaul ini sering kita temukan dalam pesan singkat atau sms, chatting, dan sejenisnya. Misalnya dalam kalimat’gue gitu loh..pa sich yg ga bs’ dalam kalimat tersebut penggunaan kata ganti saya tidak dipakai lagi.
Salah satu bahasa yang punah adalah bahasa Gaeltacht. Menurut beberapa ahli, faktor-faktor yang menyebabkan kepunahan bahasa Gaeltacht sebagai berikut.
a.       Rapuhnya upaya untuk melindungi dan mempertahankan Gaeltacht
b.      Tidak mempunyai guyub tutur yang terpusat di perkotaan
c.       Terjadinya modernisasi
d.      Adanya kehendak aktif dari masyrakat untuk bergeser
e.  Tidak cukupnya konsentrasi masyarakat untuk menghadapi lingkungan yang kuat secara ekonomi dan canggih teknologinya
f.       Tidak adanya pengalihan (tansmisi) bahasa asli dari orang tua kepada anak-anaknya
g.      Tidak adanya optimisme akan masa depan bahasa.

2.      IMPLEMENTASI BAHASA INDONESIA DI ERA GLOBAL

Dewasa ini, pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam kehidupan nyata maupun fiksi mulai bergeser digantikan dengan pemakaian bahasa gaul. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa. Dalam upaya untuk mengurangi pemakaian bahasa gaul sebagai alat komunikasi dalam masyarakat diperlukan suatu strategi yang dapat mengatasi permasalahan tersebut, diantaranya sebagai berikut :
  1. Kepedulian pemerintah terhadap perkembangan bahasa Indonesia Kadang-kadang bahasa yang disuluhkan oleh pembicara dari pusat bahasa tidak dipedulikan oleh pemerintah negeri kita. Oleh karena itu, terdapat kontroversi anatara norma bahasa yang dikumandangkan oleh pusat bahasa dengan kenyataan di lapangan. Kiranya sifat eksklusivisme dalam penggunaan bahasa Indonesia sebaiknya dipertimbangkan kembali. Kepedulian pemerintah bukan saja kemudahan mendapatkan fasilitas, melainkan juga kepedulian dalam penggunaan bahasa Indonesia yang benar. Jika kepedulian pemerintah baik di pusat maupun di daerah dapat ditingkatkan, pembinaan dan pelestarian bahasa Indonesia dapat kita wujudkan. Salah satu yang harus dilakukan oleh pemerintah adalah perlunya merancang undang-undang tentang pemakaian bahasa Indonesia yang baik dan benar serta melakukan pengindonesiaan nama atau kata asing.
  2. Kesadaran diri untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar Pepatah lama mengatakan, “bahasa menunjukan bangsa”, maka untuk mengetahui dan mewujudkan identitas bangsa, kita harus menjunjung tinggi bahasa nasional. Untuk mengatsi pergeseran bahasa Indonesia yang sudah parah diperlukan usaha bersama oleh semua pihak agar menumbuhkan rasa bangga terhadap bahasa Indonesia. Sebagai generasi muda kita harus menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia. Banyak bangsa lain yang merasa iri dan terkagum-kagum terhadap bangsa kita karena memiliki bahasa persatuan yaitu Indonesia. Ini merupakan salah satu jati diri asli bangsa Indonesia. Maka dari itu, kita harus menumbuhkan kesadaran yang tinggi untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Kesadaran tersebut harus kita tanam mulai dari diri kita. Akhirnya marilah mulai tumbuhkan kembali kesadaran dalam diri masing-masing untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baku tanpa mencampuradukan dengan bahasa asing.


3.        KESIMPULAN

Bergesernya sebuah bahasa, baik pada kelompok minoritas maupun pada kelompok imigran transmigran dapat disebabkan oleh banyak faktor. Hasil-hasil penelitian, menunjukkan bahwa faktor industrialisasi dan migrasi merupakan faktor utama. Salah satu faktor penting pemertahanan sebuah bahasa adalah loyalitas masyarakat pendukungnya. Dengan loyalitas itu, pendukung sebuah bahasa akan tetap mentramisikan bahasanya dari generasi ke generasi agar tetap selalu ada. Karna pada umumnya setiap masyarakat mengiginkan agar bahasanya tetap bertahan sampai kegenerasi seterusnya.
Pemertahanan bahasa pada umumnya bertujuan untuk mempertahankan budaya yang berfungsi sebagai identitas kelompok atau komunitas, untuk mempermudah mengenali anggota komunitas, dan untuk mengikat rasa persaudaraan sesama komunitas. Keadaan ini akan umumnya terjadi pada komunitas masyarakat yang memiliki bahasa lebih dari satu. Faktor yang mendorong bisa saja berasal dari dalam diri individu yang memiliki rasa cinta akan bahasa ibu sehingga menanamkannya kepada keluarga dan masyarakat dan dari rasa persatuan serta kecintaan pada indentitas kelompok atau komunitas yang dimiliki.

Referensi :
·    Rokhman, Fathur. 2003. Pemilihan Bahasa dalam Masyarakat Dwibahasa: Kajian Sosiolinguistik di Banyumas. Disertasi. Jogjakarta: Universitas Gadjah Mada.
·         Sugono, Dendy. 1994. Berbahasa Indonesia dengan Benar. Jakarta: Puspa Swara.
·         FathurRochman’s WordPress
·         ASore IKIP PGRI’s Blogspot
·         Kompasiana.com