Kata-Kata Bijak Darwis Tere Liye | Puisi Tere Liye | Tere Liye Quotes

Bung Darwis pemilik nama pena tere liye. Siapa yang tidak tahu tere liye penulis produktif dan berbakat. Karya dan quotesnya memenuhi jejaring sosial dikutip sana sini oleh para galauers-galauers muda indonesia hahaha. Novel-novel inspiratif yang ditulisnya kebanyakan menjadi best seller. Saya juga akhir-akhir ini lagi kesemsem dengan tulisan2nya. Sunset bersama Rossie, berjuta rasanya, hapalan shalat delisa, daun jatuh tak membenci angin, sepotong hati yang baru, bidadari-bidadari surga dan yang terbaru Kau, Aku & Sepucuk Angpau Merah adalah beberapa makhluk kepunyaan tere liye yang berhasil bersemayam dan berbaris rapi di rak bukuku. Menurutku memang tulisan-tulisan yang dihadirkan tere liye memang lagi pas untuk menjadi solusi permasalahan yang banyak dihadapi kaum muda sekarang, yang pastinya berkaitan dengan yang namanya cinta dan jodoh, Bung tere pintar sekali membuat seolah-olah pembaca benar2 hadir dan terefleksi dari tulisan-tulisannya. 


“Tapi apalagi yang membuat hati berdesir selain pertemuan yang tidak disengaja ?” ― Tere Liye, Kisah Sang Penandai

“Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus dimengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahamim pemahaman yang tulus.” ― Tere Liye

“Daun yang jatuh tak pernak membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.” 
― Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

“Kalau memang terlihat rumit lupakanlah. Itu jelas bukan cinta sejati kita. Cinta sejati selalu sederhana. Pengorbanan yang sederhana kesetiaan yang tak menuntut apapun dan keindahan yang apa adanya.” (Darwis Tere Liye)

“Begitulah kehidupan, Ada yang kita tahu, ada pula yang tidak kita tahu. Yakinlah, dengan ketidak-tahuan itu bukan berarti Tuhan berbuat jahat kepada kita. Mungkin saja Tuhan sengaja melindungi kita dari tahu itu sendiri.” 
― Tere Liye, Rembulan Tenggelam Di Wajahmu

*Embun & Perasaan

Kenapa embun itu indah,
Karena butir airnya tidak menetes
Sekali dia menetes, tidak ada lagi embun

Kenapa purnama itu elok
Karena bulan balas menatap diangkasa
Sekali dia bergerak, tidak ada lagi purnama 

Aduhai, mengapa sunset itu menakjubkan 
Karena matahari menggelayut malas di kaki langit
Sekali dia melaju, hanya tersisa gelap dan debur ombak

Mengapa pagi itu menentramkan dan dingin
Karena kabut mengambang di sekitar
Sekali dia menguap, tidak ada lagi pagi

Di dunia ini
Duhai, ada banyak sekali momen-momen terbaik
Meski singkat, sekejap,
Yang jika belum terjadi langkah berikutnya
Maka dia akan selalu spesial.

By : Tere Liye