KATA BIJAK FILSAFAT CINTA KAHLIL GIBRAN PART 2

Tentang siapa kahlil gibran tidak usah diragukan ketenarannya sebagai penyair, sastrawan dan pemikir sosial. Bahkan Kahlil Gibran dijadikan simbol cinta dan layak disejajarkan dengan figur seperti William Shakespeare, Leo Tolstoy ataupun Rabindranath Tagore. Dimana ia mampu membuat bahasa beserta nilai-nilai magisnya, sanggup menyulap kehidupan keseharian yang sederhana, menjadi sedemikian menggetarkan, tidak biasa, melainkan juga seolah mengukuhkan pandangan jamak bahwa tidak ada yang tidak mungkin di tangan bahasa, lantaran bahasa bukanlah yang diajarkan manusia, melainkan justru manusialah yang belajar darinya.
kata bijak filsafat cinta karya kahlil gibran
Begitulah Kahlil Gibran memaknai kehidupan nyata manusia dengan nada-nada puitik yang eksistensial, yang membuat jiwa-jiwa terbuai sampai larut berabad-abad lamanya, sehingga apapun yang tertangkap oleh kelopak mata hanyalah kebahagian dan kedamaian abadi.

Berikut kata – kata mutiara kahlil gibran yang fenomenal :

Cinta tidak akan memberikan apapun selain dirinya sendiri, dan cinta tidak akan menuntut apapun kecuali cinta itu sendiri.

Cinta tidak memiliki dan tidak memiliki, sebab cinta hanya untuk cinta

Jangan sekali-kali berpikir bahwa engkau akan mampu memilih jalan sendiri sebab cintalah yang akan menuntunmu kejalannya.

Jangan dikira bahwa cinta akan terbit dari keakraban dan kedekatan yang kukuh, melainkan cinta akan terbit jika ada benih keselarasan jiwa.

Tidak ada penderitaan yang lebih menyakitkan bagi seorang perempuan dibandingkan bila dirinya terjebak di hadapan seorang lelaki yang dicintainya dan seorang lelaki lain yang mencintainya.

Cinta yang tidak mendandani wajahnya setiap hari akan menjadi kelaziman sebelum kemudian menjadi perbudakan.

Cinta yang dibaluri nafsu birahi akan menjadi dahaga yang tak kunjung terobati.

Cinta akan menyelamatkan mahkota dan menaikkanmu menuju ujung-ujung rantingmu yang lentur gemulai dan menggiringmu ke wajah matahari.

Laksana setangkup gandum, cinta menyatukanmu dengan wujudnya, menyerutimu sampai engkau terbebas dari lapis luarmu, meleburmu demi memutihkanmu, menghancurkanmu sampai engkau menjadi liat dan akhirnya menuntunmu memasuki api sucinya.

Ikutilah cinta kalau dia memanggilmu sekalipun kau harus menempuh jalan yang terjal dan kasar, pasrahkan dirimu padanya kalau dia memelukmu, walaupun  pedang-pedang yang tersembunyi di balik sayap-sayapnya akan melukaimu.