Meningitis yang bikin kritis

Penyakit ini sering disebut dengan penyakit”Brengsek”. “Sebab sekali kena, fatal,”kata dokter Hardiono Pusponegoro, SpA(k), Staf Divisi Saraf Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Indonesia.
Inilah penyakit meningitis dengan penyebab bakteri. Di dunia ilmiah, penyakit ini disebut juga penyakit pneumokokus invasive. Penyakit ini menyerang selaput otak. Bakteri penyebab penyakit itu yang paling umum adalah streptococcus pneumonia.
Jika sudah terkena penyakit ini, si pengidap separuh kemungkinannya mati. Jika sembuh, ia meninggalkan cacat berupa kelumpuhan, tuli, kurangnya kemampuan belajar, mental terbelakang dan epilepsi. Menurut catatan badan kesehatan dunia, pneumonia dan meningitis membunuh lebih dari dua juta bayi pertahun.
Secara garis besar, meningitis disebabkan oleh tiga faktor yaitu virus, jamur dan bakteri. Sedangkan pneumococcus disebabkan oleh bakteri. Meningitis yang disebabkan oleh virus umumnya tidak berbahaya, dan pengidapnya bias pulih. Namun meningitis yang disebabkan oleh bakteri dapat mengakibatkan kematian lebih dari 50 persen pada pengidapnya yang kebanyakan anak-anak. Sebab bakteri ini rentan bagi anak berusia dibawah dua tahun, lahir kurang sebulan, Air Susu Ibu sebentar, sering terpapar asap rokok, dan banyak kontak dengan orang lain.
Bayi yang sering terkena infeksi saluran pernapasan dan punya system kekebalan tubuh yang rendah juga rentan terserang penyakit ini. Bakteri ini berasal dari tenggorokan orang sehat. Bakteri ini menular melalui ludah atau pada saat batuk, kemudian berpindah ke tubuh bayi dan bersarang. Setelah itu bakteri berkembang dan masuk kedalam aliran darah, menyebar keseluruh tubuh lalu menyerang selaput otak. Kemungkinan yang terjadi adalah radang paru-paru, bakteri dalam darah, dan meningitis.
Secara umum gejala meningitis biasa di ketahui dari demam, hiportemia, susah minum, muntah, diare, kejang, sesak napas, penurunan kesadaran atau ubun-ubun yang menonjol. Namun penyakit ini bias dicegah antara lain dengan pemberian ASI, perilaku hidup sehat, menutup mulut jika bersin/batuk, cuci tangan dan imunisasi. Pencegahan terbaik adalah dengan memberikan imunisasi, khususnya vaksin IPD generasi kedua, yaitu vaksin pneumokokus konjugasi (PCV 7). Vaksin ini bias menekan penyakit meningitis hingga 94 persen. Tapi angka pemberian vaksin ini sangat rendah. Dari 4,6 juta bayi yang lahir, hanya 0,6 persen bayi yang mendapatkan perlindungan terhadap bakteri ini. Kendalanya harga vaksin ini terbilang mahal, yakni 800 ribu.

***Koran tempo. Selasa, 27 april 2010.